Seseorang tidak dapat mengikuti apa yang tidak dilihat, tidak dapat mendengarkan apa yang tidak pernah didengarkan dan tidak dapat menaati apa yang tidak diketahui. Orang- orang Yahudi Orthodox dan anak-anak Yahudi serta orang-orang Yahudi religius diajarkan untuk membaca, memperlajari dan meneliti Taurat, bersama-sama dengan Talmud sejak permulaan umur, anak-anak sudah terbiasa dengan semua perayaan, ibadah, dan hukum- hukum dalam Taurat Tuhan.
Sesunguhnya dalam kehidupan Orang Percaya hampir melakukan hal yang sama dan telah melakukan prinsip-prinsip dalam Hukum Taurat. Sebahagian Orang Percaya peegi ke Gereja mendengar pesan dari empat Injil atau dari surat-surat para rasul. Sering para pengkhotbah mengkhotbahkan dari Kitab Kejadian atau menyebutkan Kitab Keluaran, tetapi mereka juga memberikan penekanan tentang moral dan instruksi-instruksi kemasyarakatan yang
terdapat dalam Kitab Imamat, Bilangan dan Ulangan.
Negara Amerika ketika mendirikan Amerika dalam Declaration of Independence, the Cobstitution, dan the Bill of Rights, adalah sebuah dokumen yang memiliki prinsip-prinsip moral yang bersumber dari Hukum Taurat. Bapa-bapa pendiri Amerika menyadari apa konsekuensi dari ketidaktaatan akan Firman Allah. Karena itu, telah ditekankan dalam ketetapan Tuhan dalam 5 buku pertama dalam Alkitab.
Sebab karena Kekristenan mengajarkan Alkitab dari Perjanjian Baru, tidak kemudian mengindikasikan bahwa Tuhan mengubah hukum moralnya untuk menerima gagasan liberal dari generasi masa kini dan masa akan datang. Dengan kata lain, Tuhan terus melanjutkan agar umat tetap menataati perintah-perintah-Nya, sekalipun hal tersebut datang dari Perjanjian Lama. Alkitab berkata,
“Seluruh Kitab Suci diberikan oleh inspirasi Tuhan
(2 Timotius 3:16).”
Ketika empat Injil, Kisah Rasul dan para Rasul memberitahukan “Kitab Suci” mereka merujuk kepada “Taurat” dan Kitab para Nabi dan Kitab-kitab Hikmat dalam Perjanjian Lama (Lukas 24:27; Kisah Rasul 17:2; 2 Timotius 3:15).
Dengan gagasan yang bersumber pada tradisi dan budaya pendidikan Yahudi tersebutlah Cornerstone Christian Homeschooling (Cornerstone School) dibangun, dimana 10 Hukum Taurat wajib diucapkan setiap hari oleh students, teachers, dan menjadikan Alkitab sebagai mata pelajaran utama dimana diajarkan setiap hari sebagai mata pelajaran utama, bukan Pendidikan Agama Kristen yang hanya satu minggu satu kali sebagaimana sekolah Kristen pada umumnya.
Di Cornerstone School kami memulai dengan perenungan Firman setiap hari, menghafal dan mengucapkan ayat Alkitab kemudian dilanjutkan dengan pelajaran yang lain, tetapi setiap Hari Alkitab akan diajarkan, sebagai mata mata pelajaran wajib.
Cornerstone School didedikasikan untuk mengejar panggilan yang tinggi dan kudus. Doa kami adalah bahwa semua siswa yang bersekolah di sekolah kami, Tuhan akan menempatkan visi di hati anak-anak dan bahwa siswa akan terus berjalan bersama Yesus.
Salah satu aspek terpenting dari sekolah Kristen adalah adalah kurikulumnya. Bahkan yang lebih penting dari bagaimana kita mengajar adalah apa yang kita ajarkan. Dalam Matius
5:19, Tuhan Yesus mengungkapkan pentingnya apa yang kita lakukan dan apa yang kita
ajarkan kepada orang lain untuk dilakukan. Guru, atau pendidik bertanggung jawab atas apa yang mereka ajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, dengan rahmat Tuhan, Cornerstone School berusaha untuk mengajar dan menyampaikan Firman Tuhan yang suci, dan tidak dipalsukan serta murni kepada para siswa, Kata “kurikulum” dalam bahasa Latin mengacu pada pembelajaran yang memiliki akhir dan tujuan yang jelas. Secara harfiah berarti “menjalankan.”
Habakuk 2:2 berkata,
“… Tulislah penglihatan itu, ukirkanlah itu pada loh – loh supaya orang sambil lalu dapat membacanya.”
Melalui kurikulum, kami menempatkan visi dan tujuan agar siswa kami diyakinkan dengan Kristus dan dipenuhi dengan pengetahuan tentang Firman-Nya dan kuasa serta urapan dari Roh Kudus. Tidaklah cukup untuk mengetahui Firman Tuhan; kita harus mempraktikkan dan mencerminkan keindahan dan sifat Kristus dalam segala hal yang kita lakukan. Ini adalah tujuan dari kurikulum kami.
Tujuan kami adalah untuk mendorong siswa bertumbuh mengejar kedewasaan rohani dengan mengajarkan kebenaran firman Tuhan, mempromosikan dan mengadopsi visi surgawi, berusaha untuk mengembangkan karakter yang beriman, dan berusaha mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin di masa depan yang dapat di pakai Tuhan untuk kemuliaan- Nya. Ayat tema dari Cornerstone School adalah :
Yohanes 8:32, di mana Yesus mengatakan,
“Kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Kerinduan Cornerstone School adalah: untuk memberikan visi kerohanian kepada semua siswa kami sejak mereka masih anak-anak melalui pembelajaran kami. Yang Pertama, kita perlu menyadari bahwa Tuhan ingin menanamkan visi ini di dalam diri semua umat-Nya.
Habakuk 2:2 berkata,
Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.”
Semua manusia membutuhkan sebuah visi yang jelas, yang diberikan Tuhan untuk mencapai tujuan Tuhan dalam hidup kita. Oleh karena itu, visi kerohanian seseorang sangat penting.
Di hari-hari terakhir ini kita hidup di akhir zaman yang di sebutkan dalam Alkitab . Gunung Sion juga sering di sebutkan. Dan Hampir semua janji Allah yang akan datang di akhir zaman yang berhubungan dengan Gereja Tuhan terhubungkan diengan Gunung Sion rohani. Gunung Sion adalah: Tujuan akhir Gereja Yesus Kristus seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam :
Ibrani 12:22:
“Tetapi kamu telah sampai ke Gunung Sion…”
Secara geografis, Gunung Sion terletak di bagian tenggara kota Yerusalem. Pada zaman kuno itu disebut kota Daud. Namun, ini bukan gunung yang secara fisik yang kami ajarkan, tetapi apa yang di lambangkan untuk setiap orang yang percaya dalam roh.
Untuk mendapatkan pemahaman tentang perjalanan kerohanian orang percaya, kita perlu mempelajari perjalanan bangsa Israel dari Mesir, melewati Laut Merah, ke Gunung Sinai, melalui Padang Gurun, melewati Sungai Yordan, ke Tanah Perjanjian, dan akhirnya ke Gunung Sion. Perjalanan sejarah yang dilakukan ribuan tahun yang lalu ini adalah sejenis perjalanan rohani kita sebagai orang percaya dari bumi ke surga, dan dari bayi yang baru lahir di dalam Kristus hingga menjadi bapa dan ibu yang dewasa dalam iman.
Banyak orang percaya dan bahkan Gereja merasa puas dengan keadaan kerohanian mereka saat ini dan tidak mengalami kemajuan dalam perjalanan kerohanain mereka. Bahkan sebagaimana bangsa Israel tidak berhenti, tetapi melanjutkan perjalanan mereka, demikian pula kita dipanggil untuk terus berjalan bersama Tuhan sampai kita mencapai Gunung Sion. Kita harus terus mendapatkan kesempurnaan dari apa yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
Kami percaya Tuhan ingin melahirkan visi ini di hati setiap orang percaya, dan sebab itulah sejak anak-anak, sejak tingkatan Kindergardten – Junior High School, Mata Pelajaran Alkitab kami jadikan sebagai mata Pelajaran Utama yang diajarkan setiap hari dengan visi sebagi berikut,
“Kami mau semua siswa kami menjadi seperti Kristus sampai tinggal dalam kekekalan di Bukit Sion Rohani.”
Click Button for More Information About This Project!